Sekitar seminggu yang lalu, saya mulai melihat logo rajawali yang sering melekat di dalam logo Gereja Mawar Sharon (GMS) hilang dari profile picture media sosial berbagai akun media sosial gereja lokal dan regional dari GMS.
Dan hari ini, saya melihat rajawali tersebut hilang dari profile picture akun resmi GMS Church (Gereja Mawar Sharon Wilayah Otonom 2), setidaknya di YouTube. Namun anehnya, rajawali tersebut masih terlihat dari akun-akun Gereja Mawar Sharon Wilayah Otonom 1.
Wilayah otonom?
Sejujurnya, wilayah-wilayah otonom ini bisa saya katakan sebagai salah satu bagian sejarah GMS yang cukup memilukan. Menurut sepupu saya yang sudah lebih lama berjemaat di GMS, GMS sempat mengalami konflik penggembalaan pada tahun 2019, dan misi dari Ps. Philip Mantofa untuk mengembangkan gereja-gereja lokal baru dikabarkan menjadi salah satu pemicu utamanya.
Pada akhir Februari 2020, muncul sebuah pengumuman penting. Pengumuman tersebut tidak disiarkan secara langsung mengingat potensi konflik yang dapat timbul dari para jemaat yang sudah berpisah.
Namun untungnya, ada salah satu jemaat yang sempat merekam apa yang sebenarnya terjadi. Yaitu ada keputusan untuk memisah penggembalaan gereja-gereja lokal menjadi dua bagian, yaitu Wilayah Otonom 1 (Pdt. Jusuf Soetanto) dan Wilayah Otonom 2 (Ps. Philip Mantofa).
Saat ini, wilayah Otonom 1 dan 2 sering dikenal sebagai GMS Surabaya (aja) dan GMS Surabaya Barat, atau GMS Merah dan GMS Hitam (berdasarkan warna logo). Wilayah Otonom 2 juga sering dikenal sebagai GMS Church (yang kebetulan memiliki situs resmi di https://gms.church).
Hal ini juga menjadi alasan mengapa Gereja Mawar Sharon memiliki dua website berbeda (https://gms.id dan https://gms.church) dan dua aplikasi berbeda (MyGMS dan GMS Church).
Beberapa spekulasi soal “hilangnya rajawali”.
Meskipun spekulasi berikut mengenai penghilangan logo rajawali ini dapat saja salah, saya rasa kita tetap harus waspada akan hal-hal berikut.
Pertama, logo resmi untuk GMS Wilayah Otonom 2 mungkin akan diganti dengan yang baru, apalagi menjelang AOG Conference 2023. Saya teringat dengan logo untuk komunitas Army of God (AOG) yang terakhir diganti pada AOG Conference 2022, sehingga AOG Conference pada tahun ini mungkin akan melakukan hal yang serupa.
Kedua, konflik di antara kedua wilayah otonom ini mungkin sedang muncul kembali, yang mengakibatkan Wilayah Otonom 2 menggantikan logonya. Logo rajawali itu mungkin tetap menjadi kepunyaan Wilayah Otonom 1 (seperti yang terjadi saat ini).
Ketiga, konflik di antara kedua wilayah otonom ini mungkin sedang muncul kembali, yang mengakibatkan Wilayah Otonom 2 untuk sepenuhnya berpisah dari sinode Gereja Mawar Sharon dan membentuk sinode baru.
Tentunya, kita sangat khawatir jika perpecahan sinode seperti yang terakhir ini kembali muncul. Dan melalui postingan ini, saya meminta agar kita terus menopang kedua sisi Gereja Mawar Sharon dalam doa agar mereka tetap dapat bertahan, dan bahkan bisa bersatu kembali, agar para jemaat dan tubuh Kristus dapat kembali bersatu membangun dan memelihara gereja beserta menyelamatkan jiwa-jiwa.
Leave a Reply