Percaya atau tidak, situs ini telah dikunjungi sebanyak 2.500 kali sepanjang tahun 2023 karena satu hal:
Ketika melihat statistik ini, saya awalnya diam-diam saja, karena sejak awal saya menginginkan situs web ini menjadi situs blog yang merekam lebih banyak hobi-hobi saya dalam dunia IT, daripada membahas seluk-beluk gereja seperti yang dialami oleh Gereja Mawar Sharon.
Setelah empat tahun gereja tersebut terbagi menjadi dua “wilayah otonom”—wilayah penggembalaan yang digembalakan oleh Pdt. Jusuf Soetanto (Otonom 1) dan Ps. Philip Mantofa (Otonom 2), apakah gereja yang satu ini akhirnya berpisah?
…tapi mereka berpelukan juga.
Mengecewakan. Anda mungkin berharap bahwa kedua cabang ini akhirnya pecah dan membuat denominasi sendiri, seperti pecahan GBI Bethany dengan motto “Successful Bethany Families”-nya yang akhirnya berkembang menjadi GBI Gatot Subroto, GBI ROCK, dan Gereja Bethany Indonesia. Tapi yang terjadi adalah keluarga Jusuf dan Philip saling berpelukan pada acara peresmian GMS Rooftop, lokasi baru GMS Surabaya Selatan yang mungkin menyandingi yang ada di Jl. Cempaka.
Video acara peresmian tersebut juga merekam keseruan di mana kedua belah pihak saling berpelukan. Sayangnya, momen ini tidak diperbesar dalam video, namun jika Anda cukup mengenal wajah kedua pasangan tersebut, Anda mungkin terharu dengan momen yang spesial ini.
Tidak menghiraukan satu sama lain.
Salah satu hal yang cukup menarik, namun yang juga mungkin Anda asumsikan di awal, masing-masing wilayah penggembalaan tidak menyebut gereja lokal GMS di wilayah yang lain. Ibadah-ibadah dalam GMS Surabaya (wilayah penggembalaan Pdt. Jusuf Soetanto) tidak menyebutkan cabang-cabang GMS yang di “Rooftop” (Pakuwon Mall), Pakuwon City Mall, dan Maspion Convention Center. Sama halnya, ibadah-ibadah di Rooftop tidak menyebutkan GMS Cempaka, Ngagel, dan Siwalankerto.
Sama-sama mengalah, tapi yang kedua mengalah lebih keren.
Masing-masing wilayah juga saling berebut, dan mengalah, beberapa nama-nama khas GMS berikut:
Berhasil dipertahankan GMS 1 | Berhasil dipertahankan GMS 2 |
Lokasi pusat di Jl. Cempaka (GMS 2 berpindah ke SCC dan kemudian Rooftop) | (Yayasan) Festival Kuasa Allah |
Logo rajawali (GMS 2 menghilangkannya per Februari 2023) | Gereja anak Eaglekidz (dalam GMS 1 kini disebut NextGen Kids) |
Kanal TV MSTV (GMS 2 memulai kanal TV baru, GMS Channel) | Ibadah remaja Army of God (dalam GMS 1 kini disebut NextGen) |
Logo Welcome Home yang asli | Toko buku dan merchandise Pustaka Rajawali (GMS 1 kini membuka Discover Bookstore) |
Logo Connect Group yang asli (GMS 2 menggantinya per September 2023, pada acara CG Super Conference) | Grup musik GMS Live (dalam GMS 1 kini disebut GMS Living Worship) |
Bukit Doa Immanuel |
Kehilangan logo rajawali dan lainnya bukanlah sesuatu yang menjadi hal penting bagi cabang GMS Ps. Philip Mantofa. Tapi ada satu hal yang perlu saya puji di sini, meskipun terasa cukup bias (karena saya masuk dalam penggembalaan GMS Jakarta yang juga merupakan bagian dari GMS 2), GMS 2 ini “mengalah dengan keren”.
Rooftop dibuka dengan album baru GMS Live “Songs from the Rooftop”, dan GMS Living Worship kehilangan momentum serupa saat gereja Cempaka kebanggaannya selesai direnovasi. GMS Channel kini bekerja sama dengan grup media BeritaSatu (sekarang BTV), First Media, dan MyRepublic, untuk disiarkan langsung ke televisi, sedangkan MSTV masih hanya tersedia di YouTube.
Sama-sama bertumbuh dalam arah yang berbeda.
Dalam GMS 1, “melayani Tuhan” dan “menjangkau jiwa-jiwa” (dua hal yang selalu ditanam dalam penggembalaan GMS 2) juga diadopsi sebagai visi gereja. Namun secara pribadi, saya juga bisa merasakan perjuangan yang cukup berat ketika orang-orang, terutama di luar Surabaya, mengenal Gereja Mawar Sharon sebagai “gerejanya pastor Philip”.
Saya punya visi sedari dulu, supaya melalui gereja ini banyak keluarga-keluarga, bukan hanya suami istri, namun juga anak, cucu, dan cicit melayani tempat ini dan menjadi berkat bagi banyak orang. Dan terutama mempunyai passion, keinginan untuk memenangkan jiwa-jiwa.
Pdt. Jusuf Soetanto, GMS Surabaya Special Sunday Service 1 (16 Juli 2023) “GMS ANNIVERSARY”
Perkembangan yang sebenarnya dialami oleh GMS 1 memang berbeda dengan GMS 2. Melihat dari jenis-jenis program yang diadakan gereja, GMS 1 lebih berorientasi pada pendalaman Firman Tuhan, ketika GMS 2 terus menerus membangun pabrik untuk menanam gereja-gereja lokal baru. Visi-misi dari NextGen dan Army of God pun sama-sama berbeda, di mana moto Army of God kini diganti menjadi “Building Churches in Our Youth”, alias “membangun gereja-gereja dalam masa muda kita”.
Hal berikutnya yang saya sayangkan pada GMS 1 adalah kemajuannya dalam membangun gereja lokal baru. Ketika GMS 2 telah membangun hampir 100 gereja baru dalam kurun 4 tahun, GMS 1 hanya baru menyelesaikan gereja pusat Cempakanya. Saya cukup prihatin tentang ini, apalagi karena misi yang sama, “Membangun 1.000 Gereja Lokal dan 1 Juta Murid”, juga sama-sama diadopsi oleh GMS 1 dan 2.
Apa yang bisa Anda lakukan sekarang.
Kedua cabang ini masih bisa bertahan hingga sekarang karena doa masing-masing cabang yang sama-sama kuat. Dan berdoa masih menjadi hal yang penting agar masing-masing orang, apapun cabang penggembalaannya, sama-sama diubahkan Tuhan melalui gereja-gereja Mawar Sharon yang masih ada saat ini.
Mengapa? Karena suatu hari Gereja Mawar Sharon tidak akan ada kembali. Tidak akan ada lagi GMS 1, GMS 2, atau momen di mana kedua cabang itu akhirnya bersatu kembali. Tuhan sudah jauh-jauh berkata, bahwa semua gereja akhirnya akan digabung menjadi suatu gereja, Bait Allah yang besar, yang pusatnya bukan Pak Jusuf atau Koh Philip, tapi Yesus Kristus sendiri.
[10] Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar dan tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah.
[22] Aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.
Wahyu 21:10,22 TB2
Akhir kata,
Kita tidak ngomong politik gereja lagi, “gereja ini punya siapa?” Kita berdosa jika kita bilang gereja punya siapa (selain Yesus). Tidak ada satupun kita berhak menjadi pemilik gereja. Agenda siapa, tujuan siapa, siapa Bosnya, siapa gembalanya, yang punya Dia.
Kita semuanya menjadi anggota Dia, dan jika kita dan kita hidupi sebagai gereja Tuhan, pengalaman kita akan sangat-sangat berbeda.
Ps. Caleb Natanielliem, GMS Surabaya Special Sunday Service 1 (16 Juli 2023) “GMS ANNIVERSARY”
Leave a Reply