Permintaan Kominfo bagi para startup digital untuk “berpihak dan menyelamatkan UMKM bangsa” ini hal yang cukup mustahil.
Karena pada umumnya mereka tidak bisa mengabdi kepada dua tuan: para UMKM dan para investor.
Memang siapa sih yang sudah banyak membantu dalam riset dan penyediaan sumber daya dalam, startup tersebut? Para UMKM atau para investor?
Siapa yang membuat mereka yakin dan percaya untuk bakar duit dengan promosi cashback 20% dan Rp1? Para UMKM atau para investor?
Meskipun iya, mereka awalnya prihatin dengan masalah-masalah di tengah masyarakat. Mereka mulai berlari menggapai visi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Masalahnya, hal seperti itu tidaklah mudah. Yang bisa mereka rayu adalah para modal ventura, bank, investor individual yang bersimpati pada waktu itu untuk merogoh kocek uang yang banyak untuk mendanai visi mereka.
Kalau UMKM? Toko kelontong? Koperasi? Mereka aja sudah susah, apalagi kalau diminta untuk bayar segitu mahal…
Dan kita, yang kini sudah mulai berpikir masa depan kita, yang sudah mulai berpikir untuk berinvestasi di dalam produk emas, deposito, pinjaman, dan sebagainya… Apakah mau dana yang kita investasikan untuk hilang atau merugi?
Kalau jawabannya “tidak”, demikian juga kata para investor di atas. Mereka kasih dana bukan untuk membantu UMKM, tapi agar mereka bisa lebih untung dari popularitas dan ketergantungan masyarakat dengan produk-produk startup tersebut.
Makanya, sekarang tak sedikit startup mulai menjerit karena terhimpit dengan jeritan UMKM dan jeritan investor. Biaya platform? Potongan komisi dinaikkan? Jeritan dari para UMKM itu tidak sebanding dengan jeritan para pemilik dan investor dalam setiap rapat.
Karena itu, kalau Anda (pemerintah, maksudnya) mau untuk memajukan UMKM, jangan kebut untuk membangun startup baru yang mencari investor sebagai tuannya.
Bangunlah startup digital baru yang adalah, berpikir, dan bertindak sebagai UMKM, bukan sekedar startup digital yang membuat produk untuk UMKM.
Leave a Reply