“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian, hormat, dan kuasa. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”
Wahyu 4:11 TB2
Kita percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta. Dialah yang menciptakan kita, langit, bumi, organ-organ tubuh kita, bahan-bahan makanan kita, dan hal-hal lain yang membuat kita dapat hidup bersyukur hingga saat ini. Tak hanya itu, Dia jugalah yang telah menciptakan orang tua kita, teman-teman kita, dan orang-orang lain yang telah menolong dan memberkati hidup kita. Tepat seperti apa yang diungkapkan anak-anak Allah dalam Wahyu 4:11.
Namun, tidak semua hal yang Tuhan kehendaki adalah hal-hal yang berkenan di mata-Nya. Kehendak dan perkenanan itu adalah dua hal yang berbeda. Kalau kita kembali merenungkan bagian Firman di atas, berarti hal-hal jahat pun masih ada hari ini karena Dia masih meng-hendakinya, meskipun Ia benar-benar benci dan sangat sanggup untuk menghentikannya dalam sekejap.
Alkitab juga mencatat salah satu perumpamaan dari Yesus Kristus, yang juga menjawab pertanyaan seperti, “mengapa ada banyak orang jahat yang masih hidup, panjang umur, namun banyak orang benar yang, meski-pun tak dibunuh oleh orang-orang jahat itu, tetap mening-galkan dunia dengan cepat?” Selain fakta bahwa Tuhan masih ingin memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertobat dan berubah, seperti Saulus yang kini menjadi Paulus, Tuhan juga sedang mengumpulkan banyak bukti bagi mereka yang tetap menolak-Nya, bahwa mereka jelas-jelas berbuat dosa yang besar dan layak dihukum ke neraka.
Perumpamaan tentang lalang di antara gandum.
[24] Yesus menyampaikan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya, “Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. [25] Namun, pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. [26] Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, tampak jugalah lalang itu.
[27] Lalu datanglah hamba-hamba pemilik ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik yang Tuan taburkan di ladang Tuan? Jadi, dari manakah lalang itu? [28] Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannnya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi, maukah Tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? [29] Namun, ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. [30] Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waku itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpul-kanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berbekas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.
Matius 13:24-30 TB2
Gandum dan lalang (tanaman Lolium temulentum, bukan Imperata cylindrica alias alang-alang) adalah dua jenis tumbuhan yang berada dalam kategori rumput-rumputan. Namun, lalang tersebut, meskipun awalnya bertumbuh menyerupai gandum, malah mengelurkan racun baik dalam tumbuhannya maupun bulirnya (sehingga dinamai Lolium temulentum, alias “tumbuhan Lolium yang mema-bukkan”). Karena itu, dalam beberapa terjemahan Alki-tab, tanaman ini direferensikan sebagai “gandum palsu”, karena tidak berbuah dan berkhasiat seperti gandum, dan sang musuh mungkin berniat untuk membunuh tuan tersebut dengan tanaman-tanaman ini.
Kepalsuan dan kejahatan seperti inilah yang jelas-jelas dibenci oleh Tuhan. Namun, Dia ternyata menghendaki agar lalang tersebut tetap tumbuh sampai masa panen kedua tanaman tersebut. Tuhan tetap mengizinkan kita, orang-orang benar, untuk hidup bersama-sama dengan mereka yang jahat.
Leave a Reply