|

I Love My Bible: Karena Tuhan mencintai yang namanya batasan.

Save or share to

Catatan: Artikel ini merupakan bagian dari program renungan dan gerakan membaca Alkitab setiap hari oleh Gereja Mawar Sharon (GMS) bernama I Love My Bible. Anda dapat mengikuti program ini melalui aplikasi GMS Church yang tersedia di App Store dan Google Play Store.

Seluruh isi artikel ini ditulis secara langsung oleh Reinhart dan tidak mewakili pendapat secara langsung dari Gereja Mawar Sharon.

Ayat Bacaan

Kejadian 2 (seluruh pasal)

Ayat Rhema Hari Ini

  1. Kejadian 2:2-3
  2. Kejadian 2:16-17
  3. Kejadian 2:18

Renunganku

Ada dua kejadian di dalam pasal kedua dalam kitab Kejadian ini. Wah, kata-katanya menarik ya. Namun kedua perikop ini, di mana Tuhan menyelesaikan segala proses penciptaan bumi dan di saat Tuhan membentuk Adam sebagai manusia pertama, kita melihat ada batasan yang dibuat oleh Tuhan.

Batasan pertama dapat dilihat dari ayat kedua dan ketiga:

“Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”

Kejadian‬ ‭2:2-3‬ ‭TB‬‬

Di dalam “kejadian” yang pertama ini kita melihat ada tiga kata kunci, yaitu berhenti, memberkati, dan menguduskan. Tapi sebentar, sebelum membahas lebih dalam tentang ini, Tuhan juga memberikan batasan bagi Adam dan para manusia untuk tidak memakan buah dari pohon-pohon tertentu. Dan bahkan, Tuhan berkata bahwa tidaklah baik jika seorang manusia bekerja dan melakukan seluruh aktivitas dengan diri sendiri.

Ketiga hal ini berbicara tentang batasan. Kalau Tuhan membatasi manusia untuk melakukan hal tertentu, mungkin itu terlihat wajar saja. Tapi, mengapa Tuhan juga mau untuk membatasi dirinya?

“Hari ketujuh” inilah yang juga mendasari adanya tradisi bernama hari Sabat, hari di mana bangsa Israel berhenti dari segala pekerjaannya. Jika dilihat dari Keluaran 20:8-11 (tentang kesepuluh perintah Allah), alasan di balik hari spesial itu ya, ini!

“Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”

Keluaran‬ ‭20:11‬ ‭TB‬‬

Jika kita bandingkan dengan renungan hari sebelumnya, yaitu tentang proses, pembatasan ternyata masih memiliki hubungan yang erat dengan proses. Misalnya, pada hari pertama, Tuhan membatasi dirinya untuk melakukan apa yang menurut-Nya baik dilakukan pada hari-hari berikutnya. Tuhan ternyata tahu, ia harus membatasi dirinya agar setiap tahap dalam proses tersebut dapat berjalan dengan baik dan sempurna. Dan karena kita diciptakan serupa dan segambar dengan-Nya, kita seharusnya patut dengan batasan-batasan yang Tuhan berikan. Namun, sayangnya, Adam dan Hawa kemudian melanggarnya.

Aplikasi

Dunia akhir-akhir ini semakin melupakan yang namanya batasan, serta sikap untuk berhenti, bersyukur, dan menguduskan. Saya sebelumnya pernah merenungkan ini bersama-sama dengan Wahyu 13 yang bercerita tentang bilangan 666 itu:

“Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.”

Wahyu‬ ‭13:18‬ ‭TB‬‬

Saya tahu bahwa tidak semua orang Kristen mempercayai hubungan antara kitab Wahyu dengan akhir zaman, salah satunya dengan alasan “kitab Wahyu sudah tergenapi dengan pembantaian umat Kristen dalam era kekaisaran Nero”. Bahkan nama Ibrani dari Kaisar Nero, jika dihitung dengan metode gematria, hasilnya sangat sesuai dengan angka 666 tersebut.

Dan iya, angka 6 juga sering dikaitkan dengan rencana setan untuk membinasakan manusia, karena manusia diciptakan pada hari keenam. Tapi, saya waktu itu melihat ada maksud lain dari angka 6 di dalam 666. Bukan tentang hari keenam, namun:

  1. Adanya ketidaksempurnaan (bilangan 7 dianggap sebagai bilangan sempurna karena Tuhan berhenti dari hari ketujuh), dan
  2. Karena 6 dari 7 hari telah digunakan Tuhan untuk bekerja, sehingga 6 melambangkan intuisi untuk bekerja tanpa batas, sehingga melupakan Sabat.

Harapan/Doaku

Nah iya, dunia semakin hari semakin melupakan yang namanya Sabat. Dan kita harus kembali mengingatkan bahwa pembatasan dan Sabat itu baik. Mungkin Anda sudah muak dengan teguran seperti “Jangan main game terus-terusan”,”Jangan makan atau minum terlalu banyak gula”, dan “Jangan terlalu sedikit minum air.” Semua batasan-batasan ini baik adanya, dan kita harus mensyukuri karena Tuhan masih memberikan batasan bagi kita, dan bahkan Ia membatasi dirinya demi kebaikan kita bersama.


Thanks for reading this article! By the way, we’re also working on finishing these interesting posts. Revisit this site soon or follow us to see them once they’re published!

[display-posts post_status=”future” include_link=”false” wrapper_id=”future-list”]

Save or share to

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *