, ,

|

Cara Pakai Git dan GitHub, gais!

Save or share to

Tutorial ini juga tersedia di Kotakode dan Medium.


Halo! Kali ini aku mau menjelaskan cara pakai Git dan GitHub buat kalian semua đź‘Ť

Secara umum ada 3 tahap untuk membuat directory/repository baru di Git dan GitHub:

  1. Setup Git dan GitHub
  2. Buat repository
  3. Nongkrong di Terminal dan Unggah
  4. (Bonus) Sinkronkan ke komputer lain

Git sendiri memiliki versi GUI (Graphical User Interface) dan CLI (Command Line Interface).

Dalam artikel ini aku ajarin yang versi CLI (pake Command Prompt atau Terminal) dulu karena versi ini dapat digunakan di semua OS (Windows, macOS, Linux) serta agar kalian juga mulai terbiasa dengan environment CLI yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan server dan kompilasi software lainnya.

1. Setup Git dan GitHub

Pastinya aku sudah beranggap kalian udah install Git dan GitHub. Kalau belum, kalian bisa download Git di sini dan registrasi akun GitHub di sini.

Info Tambahan

Kalau kalian nanti mulai magang, aku cuman mau kasih tau kalau tidak semua perusahaan menggunakan GitHub (khususnya situs www.github.com) untuk menyimpan sumber kode mereka, salah satunya Google yang memiliki server Git sendiri di https://*.googlesource.com (misalnya https://android.googlesource.com untuk software Android). Dengan demikian, kalian mungkin perlu untuk buat akun baru di server tersebut sebelum menggunakannya.

Terlebih lagi, masih ada beberapa perusahaan yang memakai sistem Source Control Management (SCM) selain Git, misalnya Mercurial dan Subversion. Namun, GitHub sendiri memiliki fitur khusus yang memudahkan impor repository kode sumber dari server Git, Mercurial, dan Subversion lainnya. Salah satunya, sumber kode Gecko (web engine di Mozilla Firefox) di repository https://github.com/mozilla/gecko-dev (Git) yang berasal dari https://hg.mozilla.org/mozilla-central/ (Mercurial).

2. Buat Repository

Sebelum kita pakai Git dan GitHub dalam proyek-proyek kalian,

  • Pastikan kalian buat directory/folder baru setiap kali ada proyek baru. Dalam Git, ini disebut dengan istilah repository.
  • Beberapa IDE seperti Adobe DreamWeaverUnityVisual Studio (bukan Visual Studio Code), Android Studio dan Xcode, bakal ngebuat directory itu secara otomatis pas kamu lagi jalanin setup (wizard) buat proyek/aplikasi baru. Soal IDE nanti aku jelaskan dalam artikel selanjutnya.
  • Kalau tidak, biasakan untuk menata isi repository tersebut agar rapi, misalnya dengan menambahkan folder assets untuk menaruh file gambar dan suara dalam pengembangan game atau website. Suatu repository yang struktur foldernya bagus pastinya akan mudah untuk dilihat dan dikembangkan.

Kalau repository-nya sudah siap, ikuti langkah di bawah ini.

3. Nongkrong di Terminal dan Upload

Setiap software CLI bisa dijalanin melalui sebuah aplikasi yang namanya Command Prompt (cmd.exe di Windows) atau Terminal (Terminal.app di macOS).

Apakah perlu dijalanin sebagai Administrator? Tidak.

Sebagai contoh, di sini saya menggunakan aplikasi Command Prompt di Windows 10 dan QTerminal (LXQt) di Ubuntu 18.04 LTS. Tutorial ini enggak terbatas sama aplikasi Terminal lainnya, seperti Guake dan Yakuake (Linux, BSD) dan bahkan Hyper. Namun, ada saja perbedaan command syntax saat kalian pakai Windows Command Prompt (cmd.exe) biasa dengan Windows PowerShell.

Konfigurasi awal

Pertama, buka Command Prompt/Terminal kalian dan ketik git --version dan tekan ENTER. Di sini kalian bisa ngecek kalau Git berhasil dipasang serta versinya.

Tampilan CMD/Terminal

Sebelum membuat sebuah commit melalui Git, sebaiknya kalian menyetel nama dan email di Git komputer kalian. Konfigurasi ini perlu disetel dari awal karena nama dan email ini akan dipasang pada setiap commit. Hal ini juga memudahkan GitHub (dan server Git lainnya) untuk mengetahui siapa yang berkontribusi terhadap proyek tersebut.

Gunakan kedua perintah CLI berikut (dan jangan lupa tekan ENTER setiap kali mau jalanin perintah CLI-nya).

git config --global user.name "Nama lengkap atau username GitHub kamu"
git config --global user.email "Email kamu yang terdaftar di GitHub"
Tampilan CMD/Terminal

Meskipun hasilnya engga muncul kayak tadi, konfigurasi ini bakal disimpan di komputer kalian sampai diubah menggunakan perintah CLI yang sama.

Buat repository di GitHub

Sekarang, giliran buka https://github.com/ dan klik “New Repository” pada panel sebelah kiri. Kalian juga bisa mengakses fitur ini melalui URL https://github.com/new/.

Tampilan situs GitHub

Di dalam dashboard di atas ada beberapa fitur yang bakal kalian butuh. Ini pun bakal aku jelasin nanti.

Tampilan situs GitHub

Dalam form di atas, buatlah nama repository-nya. Ini nanti bakal bisa diakses melalui:

  • https://github.com/<username kalian>/<nama repository>/, untuk situs utama,
  • https://github.com/<username kalian>/<nama repository>.git, saat melakukan git clone melalui HTTPS, dan
  • [email protected]:<username kalian>/<nama repository>, saat melakukan git clone melalui SSH

Karena kalian bakal menguggah directory yang udah ada ke repository GitHub baru, jangan centangi opsi “Initialize this repository with a README”. (Kalau kalian mau menambahkan README, buat file plaintext/TXT baru bernama README.md di directory komputer kalian)

Soal file .gitignore dan LICENSE aku juga bakal bahas nanti

Sekarang di File Explorer kalian buka directory proyek kalian yang mau diunggah. Klik kanan dan cek jika opsi “Git Bash Here” atau “Open in Terminal…” ada di menu/submenu yang ada.

Tampilan File Explorer Linux (Dolphin)
Tampilan Windows Explorer

Kalau ada, klik menu/submenu tersebut. Kalau tidak, coba cari lokasi directory tersebut (misalnya C:\Users\Administrator\Documents\ atau /home/user/Documents/; untuk macOS klik kanan > “Get Info…”) dan ketik command berikut (termasuk tanda petik):

cd "<Directory lengkap kamu>"

Catatan: Khusus di Command Prompt Windows biasa (bukan PowerShell), kalau directory kalian berada di luar disk/partisi Windows kalian (misalnya D:\ bukan C:\) gunakan parameter /d dalam command cd, misalnya:

cd /d "D:\<Directory lengkap kamu>"

Operasi dasar Command Prompt/Terminal

Kalian bisa menggunakan command seperti mkdirls (atau dir di Windows), dan rm (atau del di Windows) untuk membuat folder, melihat isi folder, dan menghapus file/folder. Kalian bisa cari cara penggunaan ini di Internet.

Setup Git di directory kalian

Sekarang, di dalam directory kalian gunakan perintah CLI berikut. Pastikan Command Promt/Terminal kalian menunjukkan lokasi directory kalian yang sesuai sebelum menjalankan perintah CLI tersebut.

git init

Misalnya, di Windows saya simpan ini di D:\mobile-legends sedangkan di Linux (Ubuntu) saya simpan di /home/reinhart/mobile-legends (disingkat menjadi ~/mobile-legends).

Tampilan Terminal Linux
Tampilan Command Prompt Windows

Setiap kali kamu setup Git ke directory kamu, folder bernama “.git” bakal dibuat di situ. Folder ini menyimpan data perubahan versi proyek kalian dan hanya dapat diakses kalau kamu menyetel File Explorer kamu untuk melihat “Hidden files and folders”.

Dalam konvensi penamaan file di UNIX, file yang diawali dengan tanda titik (.) akan dikategorikan sebagai “hidden file”, yaitu file tersimpan yang tidak muncul di File Browser/Explorer pada umumnya. Konvensi ini berlaku juga bagi macOS dan Linux tetapi tidak untuk Windows.

Sekarang, buka kembali repository GitHub kalian.

Tampilan situs GitHub

Ternyata, GitHub udah kasih tau cara unggah file kalian ke sana, lho! Tapi, enggak semua perintah CLI bakal kita pakai sekarang.

Oke, coba copy link yang berakhiran dengan .git di atas. Kalau punyaku https://github.com/reinhart1010/mobile-legends.git

Mari kembali nongkrong di Command Line/Terminal dan jalankan command berikut untuk langsung meng-upload file kalian ke GitHub:

git remote add origin <URL GitHub di atas>
git add *
git commit -m "First commit"
git push -u origin master

Mau dijelasin? Baiklah.

Perintah CLI pertama di atas menambahkan sumber repository GitHub ke setup Git di directory kalian dengan nama sumber “origin”. Ini cuman perlu dijalanin sekali aja.

Perintah CLI kedua menambahkan semua file dan folder (kecuali file dan folder yang tertera di dalam file .gitignore) agar tercatat di Git dan dapat di-upload ke GitHub.

Perintah CLI ketiga menambahkan commit baru dengan pesan “First commit”. Setiap commit dalam Git menandakan adanya versi dan perubahan baru pada file dan folder yang ditandai dengan git add tadi. Pesan commit bersifat opsional tetapi juga berguna untuk ngasih tau apa saja yang diubah.

Terakhir, command git push ini akan mengunggah file dan folder tersebut ke luar, yaitu repository GitHub yang kita buat dan pasang melalui command git remote add tadi. Kalian bakal ditanya username dan password GitHub kalian di sini.

Catatan: Kalau kalian sudah menyetel Two Factor Authentication (2FA) ke akun GitHub kamu, kalian perlu membuat Personal Authentication Token sebagai password khusus untuk kalian bisa upload dari Git CLI.


Nah, ini hasilnya setelah ngejalanin command terakhir di Windows saya:

Hasil di Command Line
Hasil di situs GitHub

4. Sinkronkan di komputer lain

Salah satu keuntungannya pake Git itu, semua editan kalian bisa digabungkan di repository yang sama, dan dapat dimuat langsung ke directory komputer masing-masing.

Caranya, jalankan perintah CLI ini:

git pull origin master

Catatan: Kali ini “git pull” ya, bukan “git push”.

Kalau berhasil, hasilnya bakal kayak begini:

Hasil di Terminal komputer sebelah

Perintah CLI git pull ini memiliki beberapa opsi untuk menghindari galat/error saat versi yang ada di repository GitHub kamu bentrok dengan directory kamu. Untuk melihatnya jalankan git pull -h.


Thanks for reading this article! By the way, we’re also working on finishing these interesting posts. Revisit this site soon or follow us to see them once they’re published!

[display-posts post_status=”future” include_link=”false” wrapper_id=”future-list”]

Save or share to

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *